Sabtu, 28 Februari 2009

TRI HITA KARANA , konsep universal mewujudkan dunia yang harmonis




Tri Hita Karana merupakan suatu Falsafah yang cocok diterapkan di saat sekarang ini. Falsafah Tri Hita Karana telah berlaku universal tanpa memandang suku, agama maupun ras. Konsep ini tidak hanya berlaku bagi umat Hindu atau masyarakat Bali semata, namun dapat diterapkan oleh seluruh masyarakat Indonesia atau bahkan di seluruh Dunia. Karena itulah konsep Tri Hita Karana ini bersifat universal. Bahkan beberapa orang di luar negeri telah menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari.

Tri Hita Karana berasal dari bahasa Sanserkerta. Tri berarti tiga, Hita berarti baik/ senang/ makmur, Karana berarti penyebab. Jadi secara harfiah Tri Hita Karana berarti tiga penyebab kebahagiaan. Adapun ketiga bagian Tri Hita Karana adalah Parhyangan, Palemahan, dan Pawongan. Uraiannya sebagai berikut :

1. Parhyangan
Parhyangan berasal dari kata Hyang yang berarti Tuhan. Parhyangan adalah hubungan yang harmonis antara manusia dengan Tuhan sebagai pencipta. Hubungan yang harmonis ini dapat menyebabkan kebahagiaan. Contohnya dengan berdoa kepada Tuhan, merawat tempat ibadah, maupun mengucapkan puji syukur kepada Tuhan. Hal ini dapat menimbulakan kebahagiaan hati dan pikiran.

2. Palemahan
Palemahan berasal dari kata lemah yang berarti tanah. Palemahan adalah hubungan yang harmonis antara manusia dengan lingkungannya. Misalnya dengan cara membersihkan lingkungan sekitar, merawat tumbuhan dan hewan, dan tidak melakukan tindakan yang dapat merusak atau mencemari alam sekitar.

3. Pawongan
Pawongan berasal dari kata wong dalam bahasa Jawa yang berarti orang. Pawongan adalah hubungan yang harmonis antara manusia dengan sesama manusia. Dapat diwujudkan dengan cara saling menghormati dan menghargai antar sesama manusia, memupuk sikap saling tolong menolong, mempererat tali silaturahmi, dan juga menyelesaikan masalah dengan musyawarah bukan dengan kekerasan.

Ketiga unsur di atas tidak dapat dipisahkan karena saling berkaitan. Ketiganya diterapkan sebagai suatu kebulatan untuk mencapai efektifitas.

Konsep Tri Hita Karana secara sepintas terlihat sebagai konsep yang sederhana. Namun bila dilaksanakan secara serius dan efektif dapat membuat dunia menjadi lebih baik daripada saat ini. Tidak dapat dipungkiri, pada era modern ini masyarakat mulai melupakan ajaran agamanya dan lebih banyak menuruti nafsu duniawi sehingga menjerumuskan masyarakat itu sendiri ke jurang kegelapan.

Manusia juga semakin melupakan pentingnya kelestarian lingkungan. Tindakan manusia seperti membuang sampah sembarangan, melakukan penebangan hutan secara liar, melakukan pencemaran terhadap air, tanah, dan udara, etc telah merusak lingkungan dan keseimbangan ekosistem di dalamnya. Padahal tindakan seperti ini justru merugikan manusia itu sendiri karena dapat menimbulkan bencana seperti banjir, tanah longsor maupun bencana skala besar seperti global warming maupun climate change.
Hubungan antar manusia saat ini juga semakin renggang. Banyak konflik internal maupun eksternal yang terjadi di Dunia. Masalah seakan hanya bisa diselesaikan dengan jalan kekerasan tanpa memikirkan solusi melalui jalan damai. Pembunuhan terjadi dimana-mana. Nyawa manusia terlihat semakin murah. Perilaku manusia seperti itu justru lebih rendah daripada perilaku hewan. Untuk menanggulangi hal-hal negatif seperti ini, masyarakat perlu ditanamkan konsep Tri Hita Karana.

Jadi, konsep Tri Hita Karana sangat cocok diterapkan di masa sekarang ini di seluruh dunia secara universal. Dengan falsafah ini diharapkan tercipta suatu dunia yang harmonis.
>
>
> by Indra CH (cebz)
Read More... Readmore »